YayBlogger.com
BLOGGER TEMPLATES

Rabu, 17 Oktober 2012

ULASAN TENTANG BRANDING,BRAND BUILDING DAN BRAND EQUALITY

A .Definisi dan Pengertian Merek
Merek merupakan nama, istilah , tanda, symbol. Lambang, desain, warna, gerak atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk pesaing. Pada dasarnya suatu merek juga merupakan janji penjual untuk secara konsisten menyampaikan serangkaian ciri-ciri , manfaat dan jasa tertentu kepada para pembeli. Merek yang baik juga menyampaikan jaminan tambahan berupa jaminan kualitas.

Merek sendiri Mempunyai peran  yaitu :
1. Sebagai identitas, yang bermanfaat dalam diferensiasi atau membedakan produk suatu perusahaan dengan produk perusahaan saingannya. Ini akan memudahkan konsumen untuk mengenalinya saat berbelanja dan saat melakukan pembelian ulang.
2. Alat promosi, yaitu sebagai daya tarik produk.
3. Untuk membina citra yaitu dengan memberikan keyakinan, jaminan kualitas, serta prestise tertentu kepada konsumen.
4.Untuk mengendalikan pasar.

Merek memegang peranan penting dalam pemasaran. Ada perbedaan yang cukup besar antara produk dan merek (Aaker, 1996). Produk hanyalah sesuatu yang dihasilkan pabrik. Sedangkan merek merupakan sesuatu yang dibeli konsumen. Bila produk bisa dengan mudah ditiru pesaing maka merek selalu memiliki keunikan yang relative sukar untuk dijiplak. Merek berkaitan erat dengan persepsi, sehingga persaingan yang terjadi antara perusahaan adalah pertarungan persepsi dan bukan pertarungan produk.

Elemen-elemen merek antara lain:
1. Nama
Menurut David Aaeker dalam bukunya Managing brand Equity mendefinisikan nama merek sebagai indicator utama dari merek serta dasar bagi awareness pelanggan terhadap merek dan usaha komunikasi yang dilakukan perusahaan terhadap merek.
2.Symbol
Symbol merupakan elemen utama dari ekuitas merek serta sebagai kunci yang membedakan karakteristik produk atau jasa sulit untuk di bedakan.
3.Slogan
Slogan dapat dibuat untuk strategi positioning dan dapat di tambahkan ke nama merek dan symbol,tidak hanya terkait dengan positioning,slogan juga dapat menambah asosiasi merek ,menghilangkan ambiguitas dari nama dan symbol serta memperkuat nama atau symbol.
4.Logo
Logo adalah unsur grafik bagi tanda niaga atau nama, yang diatur dalam tulisan atau gambar font/jenis khas, atau diatur dalam bentuk tertentu, dan mudah dikenali. Bentuk, warna, jenisnya.dan biasanya logo juga memegang peranan yg penting dalam pencitraan sebuah merek.
5.Desain
Desain memiliki pengertian sebagai suatu pemikiran baru atas fundamental seni dengan tidak hanya menitik-beratkan pada nilai estetik, namun juga aspek fungsi dan latar industri secara massa, yang memang pada realitanya pengertian desain tidak hanya digunakan dalam dunia seni rupa saja, namun juga dalam bidang teknologi, rekayasa, dll.biasanya desain yang terdapat pada produk juga merupakan element yang cukup penting untuk menarik perhatian dari para costumer.
6.Kemasan
Kemasan yang ada pada produk merupakan salah satu element yang begitu penting selain sebagai kemasan,element ini bisa juga menjadi sebagai sarana promosi untuk memperkenalkan ke 5 element yang ada diatas.maka dari itu setiap perusahaan berlomba lomba untuk mendesain sebagus dan semenarik mungkin untuk menyita perhatian dari para costumer.

 Beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam pemilihan elemen merek:
1. Mudah diingat
Artinya elemen merek yang dipilih hendaknya yang mudah diingat, dan disebut/diucapkan. Simbol, logo, nama yang digunakan hendaknya menarik, unik sehingga menarik perhatian masyarakat untuk diingat dan dikonsumsi.

2. Memiliki makna
Artinya elemen merek hendaknya mengandung sebuah makna maupun penjelasan/ deskripsi dari produk. Diharapkan makna ini dapat mempengaruhi konsumen untuk mengkonsumsi produk tersebut.
Deskripsi makna yang terkandung dapat berupa:
a. informasi umum tentang kategori dan isi dari produk
b. informasi tentang komposisi penting yang ditonjolkan produk dan manfaat dari produk.

3. Menarik dan lucu
Pendekatan lain untuk menarik perhatian konsumen adalah dengan variasi elemen merek yang unik, lucu, pemilihan elemen yang kaya akan visualisasi dan imajinasi. Dalam hal ini yang ditonjolkan adalah desain yang menarik dan lucu.

4. Fleksibel
Artinya elemen merek dapat dimengerti dan tetap dapat diterima oleh daerah/pasar, bahkan budaya lain. Nama yang digunakan pun tidaklah terlalu sulit untuk diterjemahkan. Seringkali pemilihan elemen merek mudah diingat oleh masyarakat lokal, namun sangatlah sulit dimengerti oleh masyarakat lain. Hal ini tentunya akan menghambat produsen untuk masuk dalam pasar yang baru.

5. Legal
Artinya brand elemen tersebut sah menurut hukum dan undang–undang yang berlaku, sehingga berada di bawah perlindungan hukum.

Faktor – faktor yang mendasari pemberian nama merek sebuah produk antara lain:
1. Pemberian nama berdasarkan pencipta produk.
Contoh: Britney Spears Perfume, Yongki komaladi
2. Pemberian nama berdasarkan tempat
Contoh: Depok Town Square, Singapure Airlines, California Fried Chicken
3. Pemberian nama berdasarkan nama hewan / burung
Contoh: Mustang automobiles, rokok Kuda Mas
4. Pemberian nama berdasarkan obyek/benda tertentu
Contoh: Apple computers
5. Pemberian nama berdasarkan arti/makna produk tersebut,yang berarti nama menjelaskan keberadaan produk yang dipasarkan. Contoh: Kebab Baba Rafi
6. .Pemberian nama berdasarkan fungsi atau kegunaan produk
Contoh : Softener So Clean.

B. Merek dapat dipahami lebih dalam pada tiga hal berikut ini :
1. Contoh brand name (nama) : nintendo, aqua, bata, rinso, kfc, acer, windows, toyota, zyrex, sugus, gery, bagus, mister baso, gucci, c59, dan lain sebagainya.
2. Contoh mark (simbol) : gambar atau simbol sayap pada motor honda, gambar jendela pada windows, gambar kereta kuda pada california fried chicken (cfc), simbol orang tua berjenggot pada brand orang tua (ot) dan kentucky friend chicken (kfc), simbol bulatan hijau pada sony ericsson, dan masih banyak contoh-contoh lainnya yang dapat kita temui di kehidupan sehari-hari.
3. Contoh trade character (karakter dagang) : ronald mcdonald pada restoran mcdonalds, si domar pada indomaret, burung dan kucing pada produk makanan gery, dan lain sebagainya.

C. Jenis-Jenis Dan Macam-Macam Merek
1. Manufacturer Brand
Manufacturer brand atau merek perusahaan adalah merek yang dimiliki oleh suatu perusahaan yang memproduksi produk atau jasa. Contohnya seperti soffel, capilanos, ultraflu, so klin, philips, tessa, benq, faster, nintendo wii, vit, vitacharm, vitacimin, dan lain-lain.
2. Private brand atau merek pribadi adalah merek yang dimiliki oleh distributor atau pedagang dari produk atau jasa seperti zyrex ubud yang menjual laptop cloud everex, hipermarket giant yang menjual kapas merek giant, carrefour yang menjual produk elektrinik dengan merek bluesky, supermarket hero yang menjual gula dengan merek hero, dan lain sebagainya.
- Ada juga produk generik yang merupakan produk barang atau jasa yang dipasarkan tanpa menggunakan merek atau identitas yang membedakan dengan produk lain baik dari produsen maupun pedagang. Contoh seperti sayur-mayur, minyak goreng curah, abu gosok, buah-buahan, gula pasir curah, bunga, tanaman, dan lain sebagainya.


D. Karakter brand supaya menjadi brand yang berpotensi :
1. A quality product
Kepuasaan konsumen digunakan untuk mengukur nilai-nilai merek (brand values), kualitas adalah nomor satu yang diinginkan konsumen.
2. Being first
Menjadi yang pertama dalam pasar, bukan dalam teknologi.
3. Unique positioning concept
Merek harus memiliki posisi konsep yang unik, yang akan membedakan dari pesaingnya
4. Strong communications program
Brand yang sukses harus disertai dengan penjualan yang efektif, pengiklanan, kampanye promosi yang akan mengkomunikasikan fungsi dari brand itu dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Dengan usaha yang keras, dan komitmen untuk memperkuat komunikasi itu, maka akan menimbulkan kesadaran konsumen akan brand tersebut.
5. Time and Consistency
Merek tidak dibangun dalam waktu yang cepat, membutuhkan waktu untuk membangun merek tersebut dan nilai-nilai yang ada di dalamnya. Dalam memelihara nilai-nilai merek dibutuhkan waktu yang berkesinambungan (terus– menerus) dan dihubungkan dengan perubahan lingkungan.

E. Brand image
Pengertian brand image (Keller, 2003):
1. Anggapan tentang merek yang direfleksikan konsumen yang berpegang pada ingatan konsumen.
2. Cara orang berpikir tentang sebuah merek secara abstrak dalam pemikiran mereka, sekalipun pada saat mereka memikirkannya, mereka tidak berhadapan langsung dengan produk. Membangun brand image yang positif dapat dicapai dengan program marketing yang kuat terhadap produk tersebut, yang unik dan memiliki kelebihan yang ditonjolkan, yang membedakannya dengan produk lain.
F. Brand Campaign
Branding adalah istilah lain dari kegiatan manajemen kampanye produk dan layanan. Kesuksesan yang diraih oleh kampanye ini didasarkan pada kemampuan tim pemasaran dalam menentukan strategi promosi dan distribusi produk secara simultan. Artinya proses branding merupakan hasil kerjasama yang kompak antara semua bagian terkait, misalnya dalam industri telekomunikasi ini antara team marketing dengan dealer management atau dengan department support.
Dalam prakteknya kampanye branding yang terjadi di Indonesia terjadi dengan begitu frontalnya dan menghabiskan dana dan upaya-upaya extra. Cara-cara beriklan baik di media cetak dan elektronik maupun di lokasi umum sudah tidak mengedepankan etika bisnis yang sehat lagi hanya demi mengejar tambahan net add dan revenue. Beberapa perusahaan lupa bahwa selain brand yang melekat dari produk yang ditawarkan mereka ada satu lagi brand yang juga melekat erat dengan perusahaan yaitu brand image perusahaan. Alhasil yang terjadi adalah image perusahaan di mata masyarakat turun drastis karena produk atau layanan yang ditawarkannya ternyata mengecewakan pelanggan. Itulah makanya brand management tidak bisa berjalan dengan baik tanpa strategi yang tepat.

Dalam dunia bisnis modern, merek yang kuat adalah salah satu syarat utama dari kelangsungan hidup sebuah bisni. Bagaimana mungkin sebuah bisnis bisa bertahan dalam persaingan yang begitu ketat tanpa memiliki merek yang kuat?
Merek atau brand sendiri menduduki posisi yang vital, karena dia adalah sebab sekaligus akibat dari sebuah manajemen bisnis dan manajemen marketing. Jika manajemen bisnis dan marketing tidak dilaksanakan secara efektif, maka merek akan melemah. Jika merek melemah, maka daya saing produk yang ditempeli merek itu juga melemah. Implikasinya jelas, pendapatan penjualan menurun, margin juga bisa jadi menipis karena harus menanggung biaya tetap bisnis. Sebagian besar manajer akan menghadapi pilihan yang semakin sempit jika pendapatan penjualan menurun akibat merek yang tidak kompetitif. Akibatnya merek semakin melemah lagi dan pada akhirnya memasuki lingkaran setan (vicious circle).
Secara ringkas, membangun merek yang kuat bisa dilakukan dengan menerapkan tiga keunggulan bersaing yang diajukan oleh Tracy and Wiersema :
1. Product leadership
2. Customer intimacy
3. Market leadership
Product leadership berarti produk kita memiliki keunggulan yang nyata dibandingkan kompetitor kita.
Ada dua cara memiliki product leadership :
(1) menjadi produk yang leading edge  dan truly innovative, dalam arti benar-benar terdepan dan belum ada kompetitor yang memiliki produk seperti yang kita miliki.
(2) menjadi produk yang unique, dalam arti tidak selalu berarti lebih unggul dalam kualitas, tetapi bisa memiliki diferensiasi (perbedaan) yang nyata dan berarti dan menjual bagi market segment yang dituju.
Product leadership tidak perlu dikejar di semua atribut atau variabel, karena kita tahu bahwa hal itu sulit dicapai dengan begitu mudahnya kompetitor meniru kualitas dari produk kita, atau sebaliknya, kita meniru kualitas mereka. Tapi yang harus dikejar adalah product leadership yang sulit ditiru. Satu faktor pembeda saja, seringkali itu sudah cukup.
Contoh:  Samsung,Blackberry dan Nokia menerapkan hal ini dengan baik. Ketiganya memiliki daya saing yang tinggi, dan dapat diibaratkan selalu saling mengintai satu sama lain dalam persaingan.
Tetapi yang menarik adalah, ketiga brand ini memiliki perbedaan yang khas satu sama lain. Mereka menerapkan product leadership secara dua arah, yaitu leading edge dan unique sekaligus.Samsung melahirkan ponsel dengan OS android yang sangat memudahkan pengguna untuk mengakses dan mendapatkan aplikasi-aplikasi menarik yang sangat memudahkan. Dulu Samsung adalah salah satu pelopor pertama teknologi ringtone polyphonic.Samsung juga unggul dari desain-desain ponsel yang unik dan harga yang bersaing,makadari itu Samsung dapat dengan mudah merajai pasar.
Di lain hal Blackberry datang sebagai pesaing Samsung,awal terkenal di Indonesia karna di pakai oleh Presiden kulit hitam Amerika pertama, Barrack Obama yang dalam kampanye presidennya menggunakan layanan Blackberry Massanger. Orang saat itu menyangka bahwa Blackberry Massanger mempunyai keterikatan dengan Barrack Obama karna namanya yang mirip dengan nama kecil Barrack Obama yaitu “Barry”. Jadilah sekarang banyak orang-orang berlomba memakai BB karna mencirikan orang yang memakai BB dan BBM-an merupakan orang-orang kelas atas yang eksekutif dan gaya. Keyboard Querty khas Blackberry pun mulai di ikuti oleh merk-merk ponsel lainnya termasuk Samsung dan Nokia.
Tak mau kalah dengan Samsung dan Blackberry,Nokia juga membuat gerbrakan baru yaitu Smart Phone Windows yang berdesain gaya. Sedikit mengadopsi Keyboard Querty Blackberry dan Touchscreen menggunakan jari dari Samsung,Nokia mulai mengejar ketertinggalannya.
Pada akhirnya, ketiga brand ini begitu kuat kehadirannya di pasar. Mengapa? Karena mereka mampu menerapkan ketiga pilar membangun merek yang kuat. Baik Samsung, Nokia, maupun Blackberry telah berhasil menjadi tiga merek yang kuat di pasaran.
Maka dapat di ambil inti dari ulasan tadi adalah,
 Syarat-syarat merek yang kuat yaitu:
1.market share dan future value brand yang tinggi
2.inovasi yang konsisten,
3 dan upaya branding yang kreatif dan recall terus menerus.

G . Brand Equity
brand equity adalah kekuatan suatu brand yang dapat menambah atau mengurangi nilai dari brand itu sendiri yang dapat diketahui dari respon konsumen terhadap barang atau jasa yang dijual.

Menurut Soehadi (2005), kekuatan suatu merek (brand equity) dapat diukur berdasarkan 7 indikator, yaitu:
1. Leadership: kemampuan untuk mempengaruhi pasar, baik harga maupun atribut non-harga.
2. Stability: kemampuan untuk mempertahankan loyalitas pelanggan.
3. Market: kekuatan merek untuk meningkatkan kinerja toko atau distributor.
4. Internationality: kemampuan merek untuk keluar dari area geografisnya atau masuk ke negara atau daerah lain.
5. Trend: merek menjadi semakin penting dalam industri.
6. Support: besarnya dana yang dikeluarkan untuk mengkomunikasikan merek.
7. Protection: merek tersebut mempunyai legalitas.


Merek yang dimiliki oleh perusahaan akan menjadi kuat apabila memilki Brand Equity yang kuat juga.Brand Equity yang kuat akan memberikan Value yang baik kepada pelanggan maupun kepada perusahaan.

Pelanggan (Costumer):
1) Meningkatkan Interprestasi atau proses penerimaan informasi pelanggan
2) Meningkatkan keyakinan pelanggan dalam keputusan Pembelian
3) Meningkatkan kepuasan mereka dalam menggunakan produk atau jasa
Brand Equity yang kuat akan menimbulkan rasa Nyaman serta meningkatkan keyakinan dalam penggunaan,dan akhirnya akan tercipta kepuasan bagi pelanggan.

Perusahaan(Company)
1) Meningkatkan efisiensi dan efektivitas program pemasaran perusahaan                                  
2) Meningkatkan kesetiaan terhadap merek
3) Meningkatkan Harga/Margin keuntungan
4) Meningkatkan Brand Extension
5) Meningkatakan Trade Leverage
6) Meningkatkan keuntungan bersaing

Brand equity dapat dikelompokkan ke dalam 5 kategori:

a.Brand Awareness
David Aaker dalam bukunya managing Brand Equity 
mendefinisikan Brand Awareeness sebagai kemampuan dari pelanggan potensial untuk mengenali atau mengingat bahwa suatu merek termasuk dalam kategori produk tertentu.
Brand Awareness sendiri memberikan hasil antara lain:
1.memberikan tempat bagi asosiasi terhadap merek
2.memperkenalkan merek
3.merupakan sinyal bagi keberadaan komitmen dan substansi merek
4.membantu memilih kelompok merek untuk di pertimbangkan dengan serius.

Berikut adalah tingkatan dari brand Awareenes
1.Unaware of brand:Tahapan ini pelanggan merasa ragu atau tidak yakin apakah sudah mengenal merek yang disebutkan atau belum
2.Brand Reconition:Pada Tahap Ini pelanggan mampu mengidentifikasi merek yang disebutkan
3.Brand Recall:Pada Tahap ini pelanggan mampu mengingat merek tanpa di berikan stimulus
4.Top Of Mind :Pada Tahap Ini pelanggan mengingat merek sebagai yang pertama kali muncul di pikiran saat berbicara mengenai kategori produk tertentu.
Contoh Brand Awarenees :
1.Unaware Brand : OHAYO adalah brand air minum kemasan yang kurang terkenal sehingga susah di ingat pelanggan,karna wilayah pemasarannya yang masih sempit.
2.Brand Recognition: VIT disebutkan oleh konsumen dengan mengidentifikasi mereknya. (ketika di sebutkan ciri-ciri orang baru bisa ingat)
3.Brand Recall: 2tang disebut konsumen setelah adanya stimulus mengenai merek tersebut
4.Top Of Mind : AQUA menjadi merek yang favorit yang langsung di sebutkan oleh konsumen pertama kali saat di Tanya tentang kategori produk air minum kemasan.

Ada 4 indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui seberapa jauh konsumen aware terhadap sebuah brand antara lain:
1. Recall yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengingat ketika ditanya merek apa saja yang diingat.
2. Recognition yaitu seberapa jauh konsumen dapat mengenali merek tersebut termasuk dalam kategori tertentu.
3. Purchase yaitu seberapa jauh konsumen akan memasukkan suatu merek ke dalam alternatif pilihan ketika akan membeli produk/layanan.
4. Consumption yaitu seberapa jauh konsumen masih mengingat suatu merek ketika sedang menggunakan produk/layanan pesaing.


b.Brand Association
David Aaker dalam bukunya Managing Brand Equity mendefinisikan brand assotiation sebagai segala sesuatu yang berhubungan di memori pelanggan terhadap suatu merek.

Brand Association memberikan banyak hasil antara lain :
1.Memudahkan pelanggan untuk mendapatkan informasi tentang merek
2.Mempengaruhi interpretasi pelanggan atas fakta mengenai merek
3.Membedakan Merek dari merek pesaing
4.memperkuat posisi merek di pasar
5.alasan pelanggan untuk menggunakan merek
6.Dasar untuk melakukan pelunasan merek

Contoh Asosiasi merek dengan atribut produk
1.Pepsodent herbal diasosiasikan dengan pasta gigi yang berbahan baku herbal.
2.Sensodyne diasosiasikan dengan pasta gigi khusus gigi sensitive
3.Zact smoker di asosiasikan dengan pasta gigi khusus para perokok yang biasanya bergigi kehitaman.

c.Brand Loyalty
Brand loyalty adalah sebuah ukuran ketertarikan pelanggan terhadap suatu merek.

Tingkat ketertarikan pelanggan terhadap suatu merek dapat terbagi dalam empat tingkat yaitu:
1.Switchers/Price sensitive
Pada Tingkat Ini pelanggan tidak loyal kepada merek atau belum memiliki brand Equity yang kuat
2.Satisfied/Habitual Buyer
Pada Tingkat Ini pelanggan merasa puas terhadap produk atau setidaknya tidak merasa tidak puas terhadap produk perusahaan.
3.Satisfied buyer with Swtihcing cost
Pada Tingkat ini pelanggan merasa puas terhadap produk dan mereka bersedia jika harus mengeluarkan biaya tertentu apabila ingin berpindah merek.
4.Comitted Buyer
Pada Tingkat ini pelanggan memilki rasa bangga menggunakan produk yang di tawarkan oleh sebuah perusahaan.

Contoh Tingkatan Brand Loyalty
1. Switchers/Price sensitive
Untuk produk rumah,bagi segmen menegah kebawah harga sangat berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
2. Satisfied/Habitual Buyer
Konsumen yang terbiasa makan makanan pedas cenderung memilih makanan apa saja asal memiliki rasa pedas,biasanya pada tingkatan ini konsumen memilih produk yang fast moving ciri lainnya ditandai dengan diferensiasi yang kecil
3. Satisfied buyer with Swtihcing cost
Penumpang kereta commuterline merasa lebih puas meski harganya lebih mahal dibanding kereta ekonomi karena adanya pelayanan lebih yang mereka dapatkan.
4.Comitted Buyer
Pelanggan pada tingkatan ini sangat tidak terpengaruh dengan penawaran tinggi dari pesaing.pengguna mobil BMW merupakan contoh dimana mereka rela membeli segala sesuatu yang berhubungan dengan merek tersebut meski dengan harga yang cukup mahal.

d. Perceived Quality
Perceived quality adalah persepsi pelanggan terhadap kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa sehubungan dengan tujuan yang diinginkannya,dibandingkan dengan altrernatif-alternatif yang lain
Perceived Quality memberikan banyak hasil antara lain:
1. Memberi alasan bagi pelanggan untuk menggunakan produk barang atau jasa,semakin baik persepsi pelanggan maka semakin tinggi potensi pelanggan untuk menggunakan produk tersebut
2. Membedakan produk barang atau jasa dengan produk pesaing
3. Memberi celah untuk menetapkan harga premium atas produk barang atau jasa
4. Menciptakan ketertarikan atas saluran distribusi untuk menyalurkan produk barang atau jasa karena roduk di persepsikan dengan baik sehingga akan lebih mudah mendistribusikan ke banyak pasar.

Contoh Nestle di persepsikan positif oleh pasar sebagai perusahaan consumer good (khususnya makanan) yang mengutamakan kualitas,sehingga produk baru mereka yang dikeluarkan olehnya dengan mudah dapat diterima oleh pasar walaupun mungkin harga mereka lebih mahal daripada merk-merk lain yang ada di pasaran.

e. other assets
Element brand equity yang akan dibahas selanjutnya adalah other asset. Other asset memiliki bagian sebagai berikut:
1.   Keunggulan bersaing dapat menjadi asset atau suatu merek semakin kuat.keunggulan bersaing suatu merek maka brand equity dapat meningkat karena pasar akan mengapresiasikan secara positif terhadap keunggulan tersebut.
2.   Paten dari suatu merek dapat di jadikan asset perusahaan karena dapat menunjukan kualitas dan kredibilitas produk sehingga brand equity akan tinggi.
3.   Merek dagang dapat menunjukan bahwa merek suatu produk memiliki nilai jual yang tinggi sehingga brand equity produk bisa tinggi
4.   Hubungan dengan Chanel akan membantu suatu merek karena channel secara tidak langsung akan melakukan branding terhadap produk,semakin baik hubungan perusahaan dengan channel maka semakin tinggi pula usaha channel melakukan branding terhadap produk.

Contoh Other Asset
1.Keunggulan bersaing
Bali memiliki keunggulan bersaing yang lengkap mulai dari keanekaragaman daya tarik alam,social budaya masyarakat yang masih kental,juga daya tarik buatan yang menarik bagi wisatawan,saat ini bali memiliki branding garapan dari kearifan local menuju harapan global,dimana harapan pemerintah dan masyrakat bali adalah menjadikan bali sebagai tujuan wisata yang di terima oleh masyakat Indonesia dan internasional.
2.Paten
Pizza hut mematenkan merknya agar tidak lagi ada pizza-pizza lain yang memakai nama Pizza Hut.Agar mudah menjaga brand image.
3.Merek Dagang
Pada tahun 2005 coca cola dinobatkan menjadi merek dagang terkenal di dunia untuk tahun keempat secarat berturut-turut oleh perusahaan konsultan interbrand dengan nilai 67.5 milliar dollar amerika.sebelum mendapatkan paten sudah ada minuman lain di amerika serikat,namun setelah mendapatkan paten coca cola menjadi minuman bersoda pertama yang paling di kenal di seluruh dunia bahkan beberapa pasar sudah mengaitkan coca cola dengan sejarah amerika.
4.Hubungan dengan Channel
PT perusahaan dagang dan industry Panamas yang 99% sahamnya dimilki HM Sampoerna di gandeng oleh Philip morris untuk menjadi distributor eksklusif selama sepuluh tahun.selain itu HM Sampoerna juga memiliki anak perusahaan PT Agasam  yang mengelola sejumlah restoran atau cafĂ© dan took merchandise dengan label “It’s a Store”saat ini took yang beridi sejak tahun 2003 itu sudah memilki delapan anak cabang yang tersebar di Jakarta dan Surabaya,dengan berbagai pernak-pernik merchandise seperti kaos topi asbak dompet dan tas yang kesemuanya itu logo A dijualdi took ini.
Selain Agamas HM Sampoerna juga memiliki daham di PT Sumber alfaria Trijaya yang mengelola jaringan mini market Bermerek alfamart.

H. Customer-based Brand Equity
Memahami kebutuhan dan keinginan konsumen serta pelanggan adalah inti dari ilmu marketing. Maka dalam menciptakan dan mengelola brand equity, kita seharusnya bisa menyadari betapa penting faktor pelanggan. Dengan demikian, customer-based brand equity berguna agar suatu brand bisa memiliki ciri khas dan mempunyai arti tersendiri bagi pelanggan.Sebuah brand dikatakan mempunyai customer-based brand equity yang bagus apabila pelanggan memberikan respons lebih positif terhadap suatu brand atau produk yang dipasarkan.
Ada tiga unsur utama yang penting: differential effect, brand knowledge, dan consumer response to marketing.
Pertama, brand equity muncul dan tercipta dari keberagaman respons konsumen. Jika tidak ada ciri khas atau sesuatu yang berbeda, maka brand suatu produk tidak akan bisa unggul di antara yang lain, dan akan dianggap generik/tidak ada bedanya dengan produk lain.
Kedua, perbedaan respons konsumen ini adalah hasil dari pengetahuan yang dimiliki konsumen tentang produk Anda. Jadi, walaupun konsumen terus-menerus dibombardir oleh segala aktivitas marketing perusahaan-perusahaan, brand equity pada akhirnya hanya tergantung dari apa yang ada di benak konsumen.
Ketiga, perbedaan respons konsumen yang menciptakan brand equity tercermin pada persepsi, pilihan, dan perilaku konsumen yang berhubungan dengan semua aspek dari aktivitas pemasaran.
Customer-based brand equity sendiri tercipta ketika konsumen sudah mempunyai awareness dan kepekaan yang tinggi dengan suatu brand, serta mempunyai persepsi yang unik akan brand tersebut dalam ingatan mereka.
Jadi, dengan menciptakan brand awareness dan image positif dalam benak konsumen, maka kita akan mampu mengedukasi konsumen sehingga dapat mempengaruhi perilaku mereka dan menciptakan berbagai macam customer-based brand equity. Dalam beberapa kasus, brand awareness saja tidaklah cukup untuk mendapatkan respons positif konsumen (misalnya dalam pengambilan keputusan, biasanya konsumen hanya akan memilih produk-produk yang sudah familiar saja bagi mereka).
Customer-based brand equity tercipta karena ada perbedaan atau keragaman respons konsumen terhadap aktivitas marketing ketika mereka sudah mengetahui brand tersebut. Biasanya perbedaan/keragaman respons tersebut akan tergantung pada seberapa besar tingkat awareness dan seberapa baik penilaian konsumen terhadap brand

Sumber Referensi :
- Buku Strategi Pemasaran, Fandi Tjiptono, Penertbit Andi Yogyakarta
-Buku Brand Operation,peng,Hermawan kertajaya dan Managing Brand Equity,peng,David Aaker.
-http://squirrelconsulting.wordpress.com/tag/brand-building
- www.marketing.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar